Kamis, 21 Mei 2015

Laporan Praktikum Biologi Seluler Pengamatan Makromolekul

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Landasan Teori
Biomolekul adalah makromolekul organik yang pada umunya terdapat pada sel hidup, seperti makromolekul dan penyusun makromolekul, metabolit dan molekul-molekul yang lain (vitamin, ATP, AMP, urea, dsb). Makromolekul dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: protein, asam nukleat, polisakarida dan lipida. Makromolekul sering disebut sebagai polimer (kecuali lipida) yang tersusun dari monomer-monomer dengan berat molekul yang lebih kecil disebut sebagai building blocks.
1.      Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang tersusun dari ratusan hingga ribuan satuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Polisakarida adalah karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Contoh polisakarida adalah pati, glikogen, agarosa, dan selulosa. Beberapa polisakarida kompleks dapat juga memiliki atom tambahan misalnya nitrogen, seperti pektin, kitin, dan lignin.
Polisakarida memiliki ukuran molekul yang besar sehingga mudah sekali ditemukan variasi-variasi di dalamnya. Variasi ini sering dapat dilihat perbedaannya melalui sifat-sifat fisiknya. Menurut strukturnya, dikenal polisakarida lurus dan bercabang. Semakin banyak cabang yang dimiliki suatu molekul membuat polisakarida tersebut cenderung lengket.
Menurut fungsinya, polisakarida dibedakan menjadi polisakarida cadangan (storage) dan polisakarida penyusun (structural). Polisakarida cadangan berfungsi sebagai cadangan pemasok energi (dalam bentuk gula) yang dibutuhkan sel, melalui hidrolisis enzimatik. Polisakarida penyusun adalah bahan penyusun sel atau jaringa. Polisakarida penyusun biasanya sukar diurai secara biologis dan memerlukan asam kuat untuk memecahkan ikatan molekulnya. Sebaliknya, polisakarida cadangan mudah diurai secara biologis.
Polisakarida biasa diberi nama berdasarkan monomer penyusunnya. Polisakarida yang tersusun dari glukosa dinamakan glukan, sedangkan dari mannosa dinamakan mannan.
Contoh polisakarida adalah glikogen (penyimpan energy kimia pada tubuh) dan pati (sumber energy pada tanaman). Molekul glikogen merupakan polimer glukosa bercabang dengan ikatan 1,4-α-glikosidik dan 1,6-α-glikosidik pada percabangan. Glikogen sebagai cadangan makanan tubuh tersimpan di dalam sel dengan bentuk terkonsentrasi dan apabila dilihat pada electron mikrograf setelah pengecatan akan nampak sebagai granula berwarna hitam. Pati terdiri dari amilosa (polimer glukosa dengan ikatan 1,4-α-glikosidik tanpa percabangan) dan amilopektin (polimer glukosa dengan ikatan 1,4-α-glikosidikdan 1,6-α-glikosidik pada percabangan (Champbell, et. al, 2002). Granula pati bila diberi Iod akan berwarna biru. Pati yang diberi air dan dipanaskan akan menyerap air dan setelah mencapai suhu dan waktu tertentu maka granula pati akan pecah dan pati mengalami gelatinasi. Pati yang mengalami gelatinasi dapat didegradasi menjadi gula sederhana (glukosa, maltose, maltotriosa, maltotetraosa, oligosakarida, dekstrin) oleh enzim amilase.
Tape adalah produk makanan terfermentasi tradisional yang berasal dari ketela pohon maupun beras ketan. Kultur starter yang berisi amilolitik fungi dan yeast akan memecah polisakarida menjadi gula sederhana yang dapat digunakan oleh yeast untuk metabolism menghasilkan alcohol. Adanya gula sederhana akan menjadikan tape berasa manis disertai dengan aroma alkohol.
2.      Lipid
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam  pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah eter, chloroform, benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton  panas. (Iskandar, 1974)
Lemak berkarakteristik sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak  bukan merupakan subjek yang menarik untuk riset biokimia. Karena kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak larut dalam air dan berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen struktural dari membran, lemak dianggap tidak memiliki peranan metabolik beragam seperti yang dimiliki biomolekul lain, contohnya karbohidrat dan asam amino.
Susu merupakan salah satu bahan alami yang mempunyai nilai gizi tinggi dan telah lama dimanfaatkan sebagai makanan manusia yang cukup penting. Susu dihasilkan dari sekresi kelenjar mammae hewan mamalia. Susu mengandung lemak yang terdapat dalam bentuk globula dengan diameter bervariasi antara 2-5µm, tergantung jenis hewannya. Masing-masing globula dikelilingi oleh sebuah lapisan tipis yang disebut membran. Membran ini mempunyai sifat dan komposisi yang sangat berbeda dengan lemak susu maupun plasma, mengandung beberapa bahan reaktif dan enzim. Membran globula lemak berfungsi melindungi lemak susu dari aktivitas enzim lipase dan mencegah terjadinya koalesen antara satu globula dengan globula lainnya.
Lemak susu merupakan lipid sederhana, terdiri dari trigliserida, ester-ester dari trivalent gliserol alcohol dan asam-asam lemak. Kira-kira 98% lipid terdiri dari trigliserida, sisanya 2% merupakan campuran dari bahan-bahan lemak yang dapat larut, seperti fosfolipid, sterol (khususnya kolesterol), digliserida, dan monogliserida, sedikit vitamin (A,D,E, dan K) dan asam-asam lemak (Hidayat et. al, 2006).
1.2  Tujuan
o   Mahasiswa dapat membedakan granula pati segar, pati tergelatinisasi maupun pati yang telah terdegradasi oleh enzim.
o   Mahasiswa dapat membedakan globula lemak pada susu segar, susu pasteurisasi, susu UHT dan susu fermentasi.

BAB II
METODE
2.1 Alat dan Bahan
A. Alat
ü  Mikroskop
ü  Beaker Glass
ü  Ose
ü  Gelas Preparat
ü  Penutup Preparat
B. Bahan
ü  Tape
ü  Tepung Tapioka
ü  Minyak Kelapa
2.2 Cara Kerja
1)      Pembuatan preparat tepung tapioca
a.       Diambil 1 ose tepung tapioca
b.      Diletakkan pada gelas preparat, ditetesi air dan diberi penutup
c.       Diamati dengan mikroskop
d.      Untuk memperjelas pengamatan dapat ditambahkan cat Iod
2)      Pembuatan preparat tape ketela
a.       Diambil 1 ose tape ketela bagian tengah
b.      Diletakkan pada gelas preparat, ditetesi air dan diberi penutup
c.       Diamati dengan mikroskop: granula dan komponen serat
d.      Untuk memperjelas pengamatan dapat ditambahkan cat Iod
3)      Pembuatan preparat minyak kelapa
a.       Diambil 1 ose minyak kelapa
b.      Diletakkan pada gelas preparat dan diberi penutup
c.       Diamati dengan mikroskop
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hail Pengamatan
3.2 Pembahasan
·         Pati tapioca memiliki bentuk bulat dan berwarna putih dengan beberapa yang berwarna hitam ukurannya tidak sama antara 1 bulatan dengan bulatan yang lain, ada yang berkoloni 2 dan 3 ada juga yang sendiri.
·         Pati Tape memiliki bentuk lonjong seperti beras dengan warna hitam.
·         Minyak memiliki bentuk bulatan-bulatan kecil yang menyebar.

  
BAB IV
KESIMPULAN
Pati tape merupakan pati yang tergelatinisasi sedangkan pati tapioca adalah pati yang terdegradasi oleh enzim. Minyak memiliki globula lemak.

  
DAFTAR PUSTAKA
Buku penuntun praktikum Biologi Seluler oleh team teaching Fakultas Teknologi Pertanian

Ernisa,Ayu.Makalah Farmakognosi polisakarida. https://www.academia.edu/6313420/Makalah_Farmakognosi_polisakarida, 22 November 2014

Syafar,Asfar. MAKALAH ILMU NUTRISI TERNAK

Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Material-is-me Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger