Minggu, 22 Maret 2015

Laporan Praktikum Kimia Organik - Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia

Percobaan 8
Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia

I. Tujuan Percobaan

Praktikan mengidentifikasi senyawa-senyawa aldehid dan keton berdasarkan sifat-sifat fisik dan kimianya dengan menggunakan berbagai pereaksi.

II. Teori Dasar

Dalam kimia organik, gugus fungsi merupakan bagian dari struktur molekul yang dicirikan oleh komposisi dan ikatan tertentu dari penyusunnya, yang menentukan reaktifitas molekul secara keseluruhan.

Aldehid dan keton merupakan senyawa organik yang sama-sama memiliki gugus fungsi karbonil, yakni gugus fungsi yang terdiri dari sebuah atom karbon yang berikatan rangkap dua dengan sebuah atom oksigen. Bedanya, gugus karbonil pada aldehid terletak pada posisi terminal, dan pada keton internal.

Karena atom oksigen memiliki keelektronegatifan yang besar, maka gugus karbonil bersifat polar. Selain itu, keberadaan pasangan elektron bebas pada oksigen membuatnya dapat beresonansi, sekaligus membuat aldehid dan keton memiliki kemampuan untuk melakukan ikatan hidrogen.

Kebanyakan aldehid dan keton mengalami reaksi pada atom karbon a (alfa), yaitu atom karbon yang bersebelahan dengan gugus karbonil. Reaksi yang terjadi pada atom karbon a ini dapat berupa reaksi subtitusi, adisi, maupun eliminasi, yang dapat berlangsung dengan mekanisme elektrofilik maupun nukleofilik. Sedangkan reaksi oksidasi dan/atau reduksi biasanya terjadi pada atom karbon dari gugus karbonil itu sendiri.

Walaupun sama-sama memiliki gugus karbonil, ternyata aldehid dan keton dapat mengalami reaksi yang berbeda. Reaksi-reaksi spesifik ini dapat digunakan untuk membedakan senyawa-senyawa aldehid dengan keton, atau untuk mengidentifikasi apakah suatu senyawa tak dikenal termasuk golongan aldehid atau keton.

Aldehid dapat terbentuk akibat dehidrogenasi alkohol primer. Dengan simbol [O] sebagai zat pengoksidasi, maka reaksi yang terjadi pada dehidrogenasi alkohol primer adalah:


 Keton dapat tebentuk akibat dehidrogenasi alkohol sekunder. Jika ditulis seperti di atas, maka reaksi yang terjadi saat dehidrogenasi alkohol sekunder adalah:




Akan tetapi, jika yang dihidrogenasi adalah alkohol tersier, maka tidak akan terjadi reaksi apapun karena tidak ada hidrogen yang dapat dilepaskan untuk bereaksi dengan hidrogen dari OH- membentuk H2


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membedakan aldehid dengan keton. Cara yang pertama adalah dengan uji asam kromat. Uji ini berdasarkan pada proses oksidasi aldehid oleh asam kromat. Perbedaan antara aldehid dengan keton dapat dilihat dengan proses ini karena asam kromat mengoksidasi aldehid tapi tidak mengoksidasi keton. Dengan uji ini, pengamatan yang dapat dilakukan adalah perubahan warna Cr (VI) yang berwarna merah-jingga menjadi Cr (III) yang berwarna biru-hijau.

Uji lain yang dapat dilakukan untuk membedakan adalah dengan uji Tollens. Dengan menggunakan pereaksi Tollens, aldehid akan teroksidasi sedangkan keton tidak. Pereaksi Tollens yang merupakan campuran Ag(NH3)+ dan larutan basa akan membentuk endapan perak saat direduksi.

Selain itu, dapat juga dilakukan uji iodoform untuk membedakan keton dengan aldehid. Pada uji ini, jika iod direksikan dengan keton atau asetaldehid, maka akan timbul endapan kuning. Hal ini tidak terjadi pada aldehid lain.

Uji 2,4 dinitrohydrazin dilakukan untuk menentukan adanya ikatan rangkap antara O dengan C. Senyawa akan membentuk warna merah, jingga, atau kuning dan membentuk endapan jika terdapat ikatan rangkap antara O dengan C dan merupakan senyawa aldehid atau keton.

III. Data

Uji Asam Kromat


Larutan

Warna awal

(+ Asam Kromat)

Setelah 10 menit

Keterangan

Benzaldehid

Sikloheksanon
Aseton
Sampel

Kuning

Merah-kecoklatan
Merah-kecoklatan
Merah-kecoklatan

Ada endapan

Tetap
Tetap
Tetap
Terbentuk 2 fasa, lapisan atas berwarna kehijauan

Uji Tollens

Larutan

+ Tollens

Warna larutan

Lapisan perak

Benzaldehid
Sikloheksanon
Aseton
Sampel

Hitam
Hitam
Bening gelap (tak bereaksi)
Hitam
Ada
Tak ada
Tak ada
Ada

Uji Iodoform

Larutan

+ Air
+Dioksan
+ 2ml NaOH
+ KI
Benzaldehid




Sikloheksanon
Aseton
Sampel
Ada minyak di bawah tabung reaksi


Keruh
Homogen
Keruh
Homogen dan tak homogen



Homogen
Homogen
Homogen
Keruh




Keruh
Homogen
Keruh
Homogen (dilarutkan dengan dioksan sampai satu fasa) : tidak ada hasil
Tidak homogen (keruh) : ada endapan
Dua fasa, putih - kuning
Putih, ada endapan kuning
Putih keruh,ada fasa minyak

Uji 2,4-Dinitrofenilhiyrazin

Larutan

+ 2,4-Dinitrofenilhiydrazin

Keterangan

Benzaldehid
Sikloheksanon
Aseton
Sampel
Oranye keruh
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Terbentuk endapan oranye
Terbentuk kristal
Terbentuk kristal
Terbentuk kristal


IV. Pembahasan

Ideal
A. Uji Asam Kromat
.
Pada percobaan ini, aldehid akan dioksidasi oleh asam kromat, sedangkan keton tidak. Ketika aldehid dioksidasi oleh asam kromat yang berwarna merah-jingga menjadi asam karboksilat, asam kromat akan tereduksi menjadi Cr+3 yang berwarna hijau. Dari seluruh zat yang diuji, zat yang akan bereaksi adalah benzaldehid.

Reaksi oksidasi aldehid yang terjadi adalah sebagai berikut:




Sebenarnya, uji asam kromat tidak hanya spesifik untuk membedakan aldehid dan keton, melainkan juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi alkohol primer dan juga alkohol sekunder. Hal ini disebabkan oleh sifat alkohol primer, alkohol sekunder, dan aldehid yang masih dapat dioksidasi menjadi senyawa lainnya, sedangkan alkohol tersier, asam karboksilat dan keton tidak dapat dioksidasi lebih lanjut oleh asam kromat. Reaksi alkohol primer, dan alkohol sekunder dengan asam kromat adalah sebagai berikut.



B. Uji Lodoform




Metil keton dapat dibedakan dari keton yang lain dengan uji iodoform. Metil keton direaksikan dengan iodin di dalam air atau larutan NaOH. Warna kuning yang terbentuk merupakan warna dari iodoform yang berupa padatan CHI3 yang terbentuk ketika suatu metil keton bereaksi dengan iodin. Deprotonasi metil keton hidrogen menghasilkan anion 

yang akan menyerang iodin. Ketika atom iod pertama sudah melekat
 
metil hidrogen yang tersisa akan menjadi lebih asam, sehingga deprotonasi akan terjadi dan akan memacu terjadinya penyerangan terhadap iod hingga semua atom hidrogen dalam metil keton yang tersisa akan digantikan oleh atom iod hingga terbentuknya spesi tri-iodo RCOCI3 


Suasana basa menyebabkan penambahan gugus hidroksil pada karbonil sehingga terbentuknya

 
Reaksi ini bersifat reversibel, tapi anion(dalam lingkaran) dapat menyebabkan eliminasi anion CI3- . Setelah eliminasi, anion CI3- mengambil satu proton untuk membentuk iodoform(CHI3) yang berupa padatan kristal berwarna kuning. Pembentukan padatan kristal berwarna kuning ini menunjukkan hasil pengujian yang positif, pembentukan selain kristal kuning ini menunjukkan hasil negatif.

C. Uji 2,4 dinitrofenilhydrazin

Uji 2,4 dinitrofenilhydrazin menunjukkan hasil positif untuk aldehid dan keton,  tapi tidak untuk alkena, ester, amida ataupun asam. Uji ini menunjukkan bagaimana H2N-Z reagen bereaksi dengan aldehid ataupun keton untuk mengeliminasi air dan membentuk ikatan C=N-Z. DNP dapat larut dalam air, tetapi setelah bereaksi dengan aldehid atau keton maka senyawa yang terbentuk langsung mengendap dari larutan. Warna dari endapan yang terbentuk dapat memberi informasi tertentu. Senyawa karbonil jenuh cenderung memberikan warna kuning, sedangkan aldehid atau keton yang tidak jenuh memberikan warna merah atau oranye. Eksperimen ini sangat baik sebagai penguji ketika keberadaan aldehid dan keton tidak diketahui. Uji ini juga sangat bagus untuk membuat derivat padat yang dapat dimurnikan dengan teknik rekristalisasi dan diukur titik didihnya sehingga diketahui senyawa aldehid ataupun keton apakah sampel tersebut.



D. Uji Tollens




Uji Tollens merupakan alternatif klasik dari uji Schiff. Reagen Tollens adalah larutan AgOH (sebenarnya Ag(NH3)2OH) yang dapat larut. Ketika dicampurkan dengan aldehid, aldehid dioksidasi menjadi asam karboksilat, kation Ag+ direduksi menjadi elemen Ag(s) . Perak yang terbentuk menutupi dasar tabung reaksi dan cermin perak dapat diamati.

Aktual
A. Uji Asam Kromat

Pada uji asam kromat, hanya benzaldehid yang menunjukkan adanya perubahan warna menjadi hijau. Endapan yang terbentuk pada dasar tabung reaksi adalah Cr2(SO4)3. Hal ini sesuai dengan teori, karena keton tidak dapat dioksidasi lagi, sedangkan aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat.

Larutan sampel tidak mengalami perubahan, berarti sampel kemungkinan tidak memiliki gugus aldehid.

B. Uji Tollens

Ketika reagen Tollens (suatu larutan basa (dari) ion kompleks perak-amonia) dimasukkan ke dalam larutan benzaldehid, warna larutan menjadi hitam lalu terbentuk lapisan perak pada dinding tabung reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi oksidasi aldehid oleh reagen Tollens menjadi anion karboksilat dan reaksi reduksi ion perak menjadi logam perak. Reaksinya adalah sebagai berikut :



 Pada larutan sikloheksanon dan propanon/aseton warna larutan berubah menjadi lebih gelap ketika ditambahkan reagen Tollens, tetapi tidak terbentuk lapisan perak pada dinding tabung reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi reaksi reduksi ion perak menjadi logam perak.

Aldehid mudah mengalami oksidasi sedangkan keton sulit dioksidasi. Oksidasi keton ini harus memakai oksidator yang sangat kuat dan memutuskan salah satu cabang alkil[1]. Hal inilah yang menyebabkan reaksi reduksi ion perak menjadi logam perak hanya terjadi pada larutan benzaldehid.

Pada penambahan reagen Tollens ke dalam larutan tak dikenal terjadi reaksi yang serupa dengan reaksi pada benzaldehid, yaitu terbentuknya lapisan perak pada dinding tabung reaksi. Hal ini menunjukkan sampel mungkin termasuk dalam golongan senyawa aldehid

 
C. Uji Iodoform

Dapat dilihat, hasil dari penambahan KI beraneka ragam. Benzaldehid (tak homogen) yang seharusnya tidak dapat dioksidasi oleh iod ternyata menghasilkan endapan. Hal ini dikarenakan penambahan dioksan dilakukan tidak sampai larutan homogen. Pada penambahan dioksan sampai homogen pada larutan benzaldehid tidak terdapat endapan, yang sesuai dengan teori.

Pada sikloheksanon dan sampel terbentuk dua fasa, yang tidak menandakan hasil positif dari uji iodoform.

Pada aseton didapat endapan kuning, yang merupakan hasil positif dari uji iodoform. Hasil ini sesuai dengan literatur, di mana iod hanya dapat mengoksidasi aseton, asetaldehid, etanol dan alkohol sekunder.

D. Uji 2,4 dinitrophenylhydrazine

Pada uji 2,4 dinitrophenylhydrazine benzaldehide menunjukkan hasil yang berbeda dengan heksanon, aseton dan sampel. Hasil reaksi 2,4 dinitrophenylhydrazine dengan benzaldehide menghasilkan endapan oranye, sedangkan sisanya menghasilkan endapan kristal. Dari hasil ini dapat disimpulkan kalau heksanon, aseton dan sampel memiliki kesamaan. Dari uji dinitrophenylhydrazine disimpulkan sampel kemungkinan termasuk dalam keton.

V. Kesimpulan

1.         Dari uji asam kromat, sampel tidak termasuk dalam golongan aldehid.
2.         Dari uji iodoform, sampel tidak termasuk metil keton maupun asetaldehid.
3.         Dari uji 2,4 dinitrophenylhydrazine sampel yang diuji termasuk dalam golongan keton.
4.         Dari uji Tollens sampel termasuk dalam golongan aldehid. Hal ini bertentangan dengan uji asam kromat dan uji 2,4 dinitrophenylhydrazine. Hal ini dapat terjadi karena terjadi kesalahan praktikan, seperti pencucian tabung reaksi yang tidak baik.
5.         Uji asam kromat dapat dipakai untuk identifikasi gugus aldehid.
6.         Uji iodoform dapat dipakai untuk identifikasi metil keton dan asetaldehid.
7.         Uji 2,4 dinitrophenylhydrazine dapat dipakai untuk identifikasi gugus keton dan aldehid.
8.         Uji Tollens dapat dipakai untuk identifikasi gugus aldehid.


VII. Daftar Pustaka

Fessenden & Fesenden.2003.Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
 
Perry, Robert.H and W. Green. 1999. Perry’s Chemical Engineers’ handbook. Mc Graw-Hill: New York
 
Wertheim, E., Harold Joskey, 1956, Introductory Organic Chemistry 3rd ed. hal 106-121. Mc Graw Hill Book Company Inc

http://chemed.chem.purdue.edu/genchem/topicreview/bp/2organic/aldehyde.html
 
http://acpcommunity.acp.edu/Facultystaff/genchem/GC2/lab/qual/iodo.htm
 
http://acpcommunity.acp.edu/Facultystaff/genchem/GC2/lab/qual/dnp.htm




[1] Introductory Organic Chemistry hal 122
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Material-is-me Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger