Selasa, 19 Mei 2015

Laporan Praktikum Biologi - Pembuatan Nata de Coco

A.    Topik              : Pembuatan Nata de Coco
B.     Tujuan           :

1.      Untuk mengetahui pengaruh penggunaan air kelapa terhadap ketebalan lapisan nata.
2.      Untuk mengetahui pengaruh penggunaan air kelapa terhadap berat jenis lapisan nata.
C.    Tanggal          : Praktikum dilakukan pada tanggal 24 November 2014
D.    Dasar Teori    :
Nata adalah produk fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum pada substrat yang mengandung gula. Bakteri tersebut menyukai kondisi asam dan memerlukan nitrogen untuk stimulasi aktivitasnya. Glukosa substrat sebagian akan digunakan bakteri untuk aktifitas metabolisme dan sebagian lagi diuraikan menjadi suatu polisakarida yang dikenal dengan extracelluler selulose yang berbentuk gel. Polisakarida inilah yang dinamakan nata (Suarsini, 2010).
Ada beberapa jenis nata yang dikenal masyarakat, antara lain: (Purnomo, 2012)
1.      Nata de coco: nata yang diperoleh dari pemanfaatan limbah air kelapa sebagai media pertumbuhan bakteri.
2.      Nata de pina: nata yang diperoleh dengan memanfaatkan sari buah nanas sebagai media pertumbuhan bakteri.
Nata de soya: nata yang diperoleh dari pemanfaatan limbah tahu cair sebagai media pertumbuhan bakteri. (Purnomo, 2012)
A.xylinum merupakan spesies bakteri yang semula diketahui dapat hidup dalam air kelapa, tetapi kemudian diperoleh informasi bahwa bakteri tersebut dapat hidup dan melakukan aktifitas fermentasi pada substrat yang mengandung glukosa. Tebal dan berat lapisan nata yang terbentuk dipengaruhi oleh kandungan glukosa dalam air kelapa, sehingga dapat terjadi perbedaan tebal dan berat lapisan nata (Tim Dosen, 2014).
Nata berbentuk agar, berwarna putih, dan mengandung air sekitar 98%. Nata tergolong makanan yang berkalori rendah karena mengandng serat pangan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses pencernaan makanan yang terjadi dalam usus dan penyerapan air dalam usus besar (Muljoharjdo dalam Suarsini, 2010).


E.     Alat dan Bahan
§  Alat           : Panci, saringan, gelas ukur, kompor, botol selai, sendok, kertas sampul coklat, mortar dan pistle, karet gelasng, kain kasa, neraca.
§  Bahan       : air kelapa hijau (1000 ml), gula pasir, kecambah kacang hijau (100 gr), yeast atau ragi roti (0,25 gr), asam cuka keras (25 ml), starter nata, air.

F.     Prosedur Kerja

Data pengamatan

Pengamatan
Botol
A
D
E
Tebal (cm)
2,5
2,7
3
2,4
2,6
3
2,3
2,6
3
Rata-rata
2,4
2,6
3
Berat (gr)
62,9
50
57,9

Analisis data
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, rata-rata ketebalan nata pada botol A adalah 2,4 cm. Rata-rata ketebalan pada botol D adalah 2,6. Sedangkan rata-rata ketebalan pada botol E adalah 3 cm. Pada umumnya, semakin tebal lapisan nata yang terbentuk maka berat nata akan semakin bertambah. Namun pada kelompok kami, berat nata terbesar adalah pada botol A yakni 62,9 gram (dengan ketebalan 2,4 cm), sedangkan pada botol D 50 gram dan botol E 57,9 gram.

Pembahasan:
Nata merupakan hasil olahan pangan secara fermentasi dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum, bakteri ini akan menghasilkan suatu lapisan putih yang terapung di atasnya. Lapisan putih ini merupakan hasil perubahan gula, dalam hal ini sukrosa menjadi selulosa secara ekstraseluler. Selulosa tersebut berbentuk partikel yang tebal. Bakteri pembentuk nata, Acetobacter xylinum, dapat tumbuh dan berkembang membentuk nata karena adanya kandungan air, protein, lemak, karbohidrat serta abu dan beberapa mineral pada substrat sebagai nutrisinya, tidak semua nutrisi yang ada pada substrat dapat terpenuhi, oleh karena itu ada tambahan nutrisi yang diberikan berupa sukrosa (karbon) dan urea atau ZA (nitrogen). Perbedaan kadar gula pada media fermentasi nata sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum dalam menghasilkan selulosa ekstraseluler (Adrial, 2003).
Menurut (Misgiyarta, 2007) Nata merupakan produk fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang berupa lembaran selulosa dari pengubahan gula yang terdapat pada substrat (umumnya air kelapa tetapi dapat pula dari bahan lain) menjadi pelikel selulosa. Nata ini kandungan utamanya adalah air dan serat sehingga baik untuk diet dan sering digunakan dalam pembuatan dessert atau sebagai tambahan substansi pada koktail, es krim dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan nata di antaranya adalah bakteri, gula dan nitrogen, selain itu harus pula diperhatikan suhu dan pH serta jangan tergoyan agar pembentukan pelikel berlangsung baik.
Sumber karbon merupakan faktor penting dalam proses fermentasi. Bakteri untuk menghasilkan nata membutuhkan sumber karbon bagi proses metabolismenya. Glukosa akan masuk ke dalam sel dan digunakan bagi penyediaan energi yang dibutuhkan dalam perkembangbiakannya. Fruktosa yang ada akan disintesis menjadi selulosa. Jumlah gula yang ditambahkan harus diperhatikan sehingga mencukupi untuk metabolisme dan pembentukan pelikel nata. Meskipun pada air kelapa terdapat gula namun gula yang ada belum mencukupi untuk pembentukan pelikel sehingga perlu ditambahkan dari luar.
Menurut Hariastuti et al. (2002), penambahan sumber nitrogen anorganik atau organik akan meningkatkan aktivitas Acetobacter xylinum dalam memproduksi nata. Hasil nata de coco yang terbaik, yaitu yang lebih tebal dan keras, diperoleh dari sukrosa sebagai sumber karbon. Air kelapa mengandung sebagian sumber nutrisi yang dibutuhkan sehingga kekurangan nutrisi yang diperlukan harus ditambahkan. Sebagai sumber gula dapat ditambahkan sukrosa, glukosa, fruktosa, dan tetes molases. Sebagai sumber nitrogen dapat ditambahkan urea atau ammonium sulfat serta ekstrak yeast (khamir). Media yang diperlukan untuk pembentukan Nata antara lain: gula yangdigunakan sebagai sumber karbon yang berperan penting pada pertumbuhan mikroba.
Menurut Suratiningsih (1994), bahwa bakteri Acetobacter mampu mensintesis Nata dari glukosa, maltosa, maupun gliserol. Macam dan kadar gula yang ditambahkan akan mempengaruhi ketebalan dan sifat Nata yang terbentuk. Sukrosa sering digunakan sebagai sumber karbon menghasilkan Nata yang tebal dan keras. Kadar sukrosa 5-10% pada media fermentasi akan menghasilkan Nata yang tebal dan keras.
Menurut Pambayun (2002, umur bakteri yang digunakan juga akan mempengaruhi ketebalan dan sifat Nata yang dihasilkan. Semakin tua umur kultur akan semakin menurunkan hasil bobot dan ketebalan. Umur bakteri 7 hari masih dapat membentuk Nata yang baik, sehingga koleksi kultur murni bakteri tersebut dalam laboratorium perlu pemindahan untuk permudaan setiap tujuh hari. Berat felikel Nata yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh aktivitas bakteri tersebut. Berat nata de coco dipengaruhi oleh kadar gula dan lama fermentasi dari aktivitas bakteri.


DAFTAR RUJUKAN
Purnomo, Bambang. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu: FP UNIB
Suarsini, Endang. 2010. Bioremediasi Limbah Air Kelapa sebagai Bahan Baku Pembuatan Nata de
                Coco. Malang: FMIPA UM
Tim Dosen. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Malang: FMIPA UM
Share on :

1 komentar:

 

Copyright © Material-is-me Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger