Seorang fotografer mendapat tugas dari editornya untuk mengambil
gambar kebakaran hutan yang sedang terjadi di Kalimantan. Si fotografer
segera berangkat ke lapangan terbang Pondok Cabe mencari pesawat ringan
Cessna yang disewa kantornya. Doi pun segera naik ke sebuah pesawat yang
mesinnya sedang hidup.
“Woi, Mas! Buruan berangkat! Kita udah telat, nih!” teriak si fotografer pada seorang laki-laki yang duduk di kursi pilot.
“Ya….iya…sabar, Pak,” kata laki-laki itu gugup. Pesawat ringan itu kemudian mengudara dengan susah payah.
“Woi, Mas! Buruan berangkat! Kita udah telat, nih!” teriak si fotografer pada seorang laki-laki yang duduk di kursi pilot.
“Ya….iya…sabar, Pak,” kata laki-laki itu gugup. Pesawat ringan itu kemudian mengudara dengan susah payah.
Sesampainya di atas wilayah udara Kalimantan, cuaca mendadak buruk dan penuh asap.
“Mas, turunin pesawatnya sedikit, bikin manuver, aku mau ngambil gambar nih!” kata si fotografer.
“A…pa, Pak? Ngambil gambar??” tanya si lelaki.
“Iya. Aku ini fotografer udara!”
“Apa??? Fotografer??? Jadi Bapak bukan instruktur terbang yang mau ngajarin saya cara mendarat?!!!”
“Mas, turunin pesawatnya sedikit, bikin manuver, aku mau ngambil gambar nih!” kata si fotografer.
“A…pa, Pak? Ngambil gambar??” tanya si lelaki.
“Iya. Aku ini fotografer udara!”
“Apa??? Fotografer??? Jadi Bapak bukan instruktur terbang yang mau ngajarin saya cara mendarat?!!!”
0 komentar:
Posting Komentar