Minggu, 22 Maret 2015

Laporan Praktikum Kimia Organik - Pemisahan dan Pemurnian Zat Padat Kristalisasi dan Titik Leleh



Percobaan II
Pemisahan dan Pemurnian Zat Padat
Kristalisasi dan Titik Leleh

A. Tujuan Percobaan

1.            Memahami prinsip kerja kristalisasi
2.            Memahami jenis pelarut yang sesuai untuk rekristalisasi
3.            Memahami cara menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
4.            Memahami cara memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi

B. Prinsip Percobaan

Kristalisasi adalah proses yang dilakukan untuk memurnikan zat padat. Langkah-langkah kristalisasi secara garis besar adalah:
1.           Melarutkan substansi dengan pelarut panas
2.           Menyaring larutan panas untuk menyingkirkan pengotor yang tak larut
3.           Mendinginkan larutan sehingga zat padat yang ingin dimurnikan mengkristal
4.           Menyaring larutan panas untuk memisahkan kristal dengan pelarut
5.           Mencuci kristal yang didapat untuk membersihkan pelarut yang menempel
6.           Mengeringkan kristal untuk langkah terakhir pemurnian

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih pelarut yang cocok untuk kristalisasi. Pelarut yang baik adalah pelarut yang melarutkan komponen yang ingin dimurnikan dalam jumlah yang cukup pada temperatur tingi (sekitar 10-20 mL/g dari zat tersebut) tapi melarutkan sedikit pada temperatur rendah. Pelarut juga harus dapat melarutkan zat pengotor pada temperatur rendah (kecuali untuk pengotor mekanik), dan mudah dihilangkan (menguap) dari zat yang ingin dimurnikan. Pelarut yang digunakan tidak boleh bereaksi dengan zat padat. Selain itu pelarut juga tidak boleh mudah terbakar. Selain itu, harga pelarut juga harus dipertimbangkan, karena pelarut di sini akan banyak terbuang.



Pelarut yang sering digunakan:
Pelarut
Titik Didih (oC)
Pelarut
Titik Didih (oC)
Air
100
Metil kloridab
40
Metanola
64
Karbon tetrakloridab
77
Etanol (95%)a
78
Siklohexanaa
81
2- Propanola
82
Benzanaa,b
80
Dietil etera
34
Petroleum etera
60-90
Asetona
56
Ligroina
90-150
Etil asetata
78
Toluenaa
111
Asam asetata
118
Xylenea
139
a Mudah terbakar
b Penggunaan berkepanjangan dapat menyebabkan kanker

Pengotor mekanik seperti debu, potongan kertas, batu, tanah, dengan mudah dapat disingkirkan karena tidak larut, bahkan pada suhu tinggi. Garam anorganik dapat dipisah dengan menggunakan larutan organik karena tidak larut. Metode lain adalah dengan mencuci kristal sebelum rekristalisasi karena garam anorganik larut dalam air dan bahan organik tidak.

Pengotor warna dapat dihilangkan dengan sejumlah kecil karbon penghilang warna (sekitar 0,2 gram tiap 100 mL larutan), maupun adsorber lain seperti Norit, Darco, atau Nuchar sebelum menyaring pelarut panas. Penggunaan berlebihan dari penghilang warna harus dihindarkan karena dapat mengadsorbsi zat padat yang ingin dimurnikan sehingga jumlah yang dapat dimurnikan berkurang.

Pengotor yang lebih larut dari zat yang dimurnikan dapat dipisahkan dengan rekristalisasi, karena sewaktu didinginkan, akan tetap tinggal pada pelarut sewaktu suhu diturunkan.

Pengotor yang lebih tidak larut dari zat yang dimurnikan sangat sulit untuk dipisahkan jika terdapat pada jumlah yang signifikan. Hal ini disebabkan pelarut panas akan melarutkan sejumlah pengotor, dan sewaktu didinginkan, pengotor akan mengkristal dan mengotori produk. Untuk itu sangat penting untuk memilih pelarut yang akan melarutkan pengotor pada suhu rendah, bahkan pada suhu kamar. Sayangnya, sulit untuk mengetahui struktur dari pengotor dan baru dapat diketahui dengan metode trial and error.

Sublimasi adalah proses perubahan fasa dari padat menjadi gas tanpa melalui fasa cair. Contoh sublimasi adalah sublimasi iodin, yang terjadi ketika iodin dipanaskan. Uap iodin yang didinginkan, tanpa melalui fasa cair, juga akan langsung menjadi kristal iodin.

C. Data Fisik dan Kimia

Nama Zat
Tb(oC)
Tf(oC)
ρ (g/mL)
Kelarutan(g/L) dalam air
Asam Benzoat
249
123
1,321
3,49
Norit (Carbon)

1500
2,25

Kamper

78
1,33
-

D. Pereaksi dan Peralatan

Pereaksi
·          2 gr asam benzoat kotor
·          0.5 gr karbon / norit
·          air
·          kamper

Peralatan
·          gelas kimia
·          corong
·          kertas isap
·          labu erlenmeyer
·          kaki tiga
·          bunsen
·          corong buchner + suction
·          pipa kapiler
·          melting block / thiele
·          termometer
·          batang pengaduk
·          cawan porselen
·          kaca arloji

E. Diagram Alir

Kristalisasi Asam Benzoat dalam Air






F. Cara Kerja dan Data
Kristalisasi Asam Benzoat dalam Air
1.                Timbang 2 gram asam benzoat kotor, masukkan dalam gelas kimia 100mL, lalu masukkan sedikit demi sedikit sambil diaduk pelarut (air) dalam keadaan panas sampai asam benzoat tepat larut.
2.                Didihkan, api jangan terlalu besar.
3.                Tambahkan norit sambil diaduk untuk penyerapan panas (masih didihkan)
4.                Saring secepat mungkin dengan penyaring biasa dan tampung filtratnya dalam labu Erlenmeyer. Jika larutan menjadi dingin dan mengkristal ulangi pemanasan dan penyaringan.
5.                Dinginkan filtrat secara perlahan, jangan diguncang atau diaduk. Dapat juga didinginkan dengan merendam erlenmeyer dalam air es.
6.                Bila masih belum terbentuk kristal maka larutan masih kurang jenuh, jenuhkan dengan cara menguapkan sebagian pelarutnya.
7.                Jika semua kristal sudah terbentuk dan terpisah, lakukan penyaringan kristal dengan menggunakan corong buchner yang dilengkapi peralatan isap.
8.                Cuci kristal dalam corong buchner dengan pelarut dingin satu sampai dua kali.
9.                Keringkan kristal, setelah kering lakukan uji titik leleh dengan menggunakan alat melting block. Jika trayek leleh masih lebar ulangi rekristalisasi.

Massa kristal = 44 gram larutan – 42,3 gram pelarut – 0,55 gram karbon
= 0,15 gram
Trayek leleh    = 122 - 124oC

Sublimasi
1.                Tempatkan 1 gram serbuk kamfer kotor dalam cawan porselen.
2.                Pasang cawan di atas klem bundar.
3.                Pasang kaca asbes bersih di atas cawan.
4.                Dengan klem, pasang corong gelas yang telah disumbat glasswool di atas asbes tersebut.
5.                Kumpulkan kristal yang menempel di asbes dan timbang.
6.                Tentukan titik leleh.

Berat kristal = 0,3 gram
Titik leleh 85oC – 89oC

G. Perhitungan dan Analisis

Kristalisasi Asam Benzoat dalam Air
Dari data yang diperoleh, dapat dihitung kadar kemurnian dari asam benzoat, yaitu: (massa hasil kristalisasi/ massa mula-mula) x 100% = (1,15 / 2) x 100% = 57,5%. Hasil perhitungan ini menunjukkan berat pengotor hampir mencapai setengah dari berat asam benzoat sebelum dimurnikan.

Trayek leleh yang didapat berkisar antara 122oC – 124oC, sedangkan titik leleh menurut literatur adalah 123oC. Hal ini berarti trayek leleh yang didapat sangat akurat.

Sublimasi
Dari data yang diperoleh, dapat dihitung kadar kemurnian dari kamper, yaitu: (massa hasil kristalisasi/ massa mula-mula) x 100% = (0,3 / 1) x 100% = 30%. Hasil perhitungan ini menunjukkan banyaknya pengotor pada kamper.

Trayek leleh yang didapat berada antara 85 oC - 89 oC. Titik leleh literatur menunjukkan bahwa titik leleh kamper berada pada 78 oC. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat kesalahan dalam percobaan. Hal tersebut antara lain dapat disebabkan oleh suhu udara pada literatur yang berbeda dengan keadaan laboratorium. Selain itu praktikan mungkin lalai dalam melakukan sublimasi, sehingga tidak mengamati bila kamfer mungkin sudah meleleh pada suhu sebelum 85 oC.

H. Kesimpulan

Kristalisasi dapat dilakukan untuk memurnikan zat padat dari pengotornya. Hal terpenting dalam melakukan proses kristalisasi adalah dengan memilih pelarut yang tepat, karena pemilihan pelarut akan sangat berpengaruh pada kemurnian zat padat yang dikristalisasi. Trayek leleh dapat digunakan untuk mengetahui kadar kemurnian zat.

Sublimasi pada kamper dapat dilakukan bila menggunakan ruang vakum yang terbentuk dari corong. Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi adalah penggunaan corong vakum yang rawan kesalahan (udara belum vakum) maupun pembakaran yang terjadi belum optimal.

I. Daftar Pustaka

Microsoft Encarta Reference Library 2004 Distillation, Sub Judul Sublimation

Perry ‘s Chemical Engineers’ Handbook, Physical and Chemical Data.

Wilcox, Charles F. Jr and Mary F. Wilcox. 1995. Experimental Organic Chemistry. USA: Prentice Hall Inc. hal 89-98.


Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Material-is-me Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger